Tidak terasa, separuh tahun 2010 sudah terlampaui. Sebagian Komisi Pemilihan Umum (KPU) provinsi atau kabupaten dan kota sudah selesai menyelenggarakan suksesi pimpinan kepala daerah. Sebagian dari KPU Kabupaten/Kota dan Provinsi berhasil menyelenggarakan dengan sukses dan damai. Namun, sebagian tidak selesai sesuai jadwal. Sebagian ada yang harus memundurkan jadwal penghitungan karena harus menyelesaikan proses di Mahkamah Agung.
Dari sebagian warna-warni proses politik lokal tersebut, yang sering muncul di media massa dan menjadi perhatian serius masyarakat adalah kerusuhan di beberapa daerah. Walaupun bisa jadi bukan gejala dominan, tapi setiap kerusuhan dalam proses Pemilihan Kepada Daerah (Pilkada) menjadi fokus berita. Tentu, media massa tidak bisa disalahkan dengan pemilihan angle berita tersebut karena media massa sudah ditakdirkan untuk menyajikan berita yang diperkirakan akan menjadi perhatian pembaca maupun penontonnya.
Toh, kalau tidak ada kerusuhan, media massa juga tidak akan mengarang-ngarang berita bahwa ada kerusuhan. Justru, media menyajikan fakta yang menarik, ternyata tidak semua orang yang diduga terlibat dalam kerusuhan tahu persoalan yang mereka ributkan. Sebagai contoh adalah kasus kerusuhan Pilkada Pasuruan Jawa Timur yang menyajikan fakta ternyata sebagian orang yang diduga terlibat tidak tahu siapa yang menyuruh mereka dan atas motif apa.
Berawal dari sinilah perlu penyadaran bahwa persoalan penyelenggaraan Pemilu tidak semata-semata bertolak dari kehebatan penyelenggaran maupun teknis administratifnya, tetapi juga melibatkan masyarakat pemilih. Seperti pertandingan Piala Dunia, kesukseskan hajatan Piala Dunia tidak semata kehebatan FIFA, panitia penyelenggara, tetapi juga sangat bersinggungan dengan kehebatan pemain dan penontonnya. Dan itu butuh proses dan pembinaan dari usia dini.
Dalam konteks politik dan Pemilu, sudah saatnya penumbuhan pemain dan penonton yang hebat itu dimulai. Salah satunya dengan pendidikan politik pemula. Apa itu pendidikan politik pemula? Penulis memaknai secara bebas sebagai proses pembelajaran mengenai hak-hak warga negara dan partisipasi politik dari usia dini.
Selasa, 03 Januari 2012
Solusi Mencegah Konflik Politik
Posted by ardian_yukKemarii
05.29, under | No comments
0 komentar:
Posting Komentar