Imagologi Politik atau yang lebih dikenal dengan nama politik pencitraan merupakan salah satu strategi politik yang kian populer di kalangan para elit politik untuk memperkuat citra diri mereka di mata publik. Namun pada kenyataannya, politik pencitraan juga menghadirkan kontroversi di masyarakat. Kontroversi muncul saat pencitraan dinilai tidak lagi diletakkan pada substansi pencitraan itu sendiri, namun lebih kepada tampilan-tampilan yang kehilangan substansi. Kontroversi semakin menjadi ketika pencitraan politik yang dilakukan dinilai hanya menjadi demagog politik belaka. Asumsi-asumsi di masyarakat tentang politik pencitraan yang melahirkan kontroversi tersebut mendorong keberadaan penelitian ini, khususnya pencitraan politik yang dilakukan oleh SBY. Penelitian ini menjadi penting untuk melihat sejauh opini publik dalam menanggapi pencitraan politik yang dilakukan SBY dalam rangka menjatuhkan pilihan politik pada pemilu 2009 sehingga bisa dilihat tingkat efisiensi dari politik pencitraan itu sendiri. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan. Dalam penelitian ini digunakan metode pendekatan kuantitatif dengan teknik analisa data berbentuk tabel tunggal dengan menghitung seberapa besar persentase masyarakat yang pro dan kontra terhadap pencitraan politik yang dilakukan oleh pasangan SBY-Budiono dalam kerangka meningkatkan tingkat elektabilitasnya pada pemilu presiden dan wakil presiden 2009 yang lalu. Sedangkan sampel yang digunakan berjumlah 99 orang dengan menggunakan langkah-langkah metode penarikan sampel yaitu Proporsional Stratified Random Sampling (sampling acak di stratifikasi secara proporsional), Sampling Purposive (sejumlah masyarakat yang menjadi objek penelitian harus memenuhi beberapa kriteria) dan Accidental Sampling (sampel yang didasarkan pada sifat kebetulan). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa opini masyarakat yang pro terhadap SBY karena mereka menilai bahwa cara-cara dan pendekatan pencitraan yang digunakan SBY lewat proyek-proyek pencitraannya dinilai baik oleh masyarakat, disamping itu SBY juga dinilai sebagai pemimpin yang relatif berhasil dengan program-program populernya di masyarakat. Disamping itu sosok SBY juga dinilai memenuhi kriteria pribadi masyarakat sebagai sosok seorang pemimpin. Sementara itu opini masyarakat yang kontra terhadap SBY karena mereka menilai banyaknya kebohongan-kebohongan dan realitas-realitas palsu yang disampaikan SBY lewat pencitraan-pencitraan politiknya.
0 komentar:
Posting Komentar